Senin, 31 Oktober 2016

Little Journey: Venetie van Java #1

"Pokoknya, kalau kamu nanti wisudaan, kamu harus ngabarin, Wid. Aku mau dateng!"

Yogyakarta, 27 Oktober 2016

Itu adalah sebuah chat berbulan-bulan yang lalu. Chat singkat sekadar bertanya kabar seorang teman seperjuangan, teman curhat, teman ke-ga-jelas-an, sekaligus teman belajar di SMA. Anggap saja namanya Widy wkwk :p
Seorang teman yang, aku tau, dia sangat takut darah karena pengalamannya di masa lalu tapi berusaha mengambilkanku air minum saat aku batuk darah. Melewati jembatan yang sedang dibangun untuk sekadar mengambil air lalu menyerahkan gelas berisi air itu dengan tangan gemetar ke arahku.
Teman yang begitu seringnya meminjam catatan langsung ke rumah ataupun sekadar bertanya soal lewat SMS yang membuatku harus mengetik panjang lebar dengan hape jadul merk terkenal pada kala itu. Yang dengan teganya membiarkanku mengetik dan menjelaskan persilangan warna bunga pelajaran biologi pada dini hari dengan kondisi setengah sadar. Misscall pernah tercatat hingga belasan kali di hapeku hanya untuk membangunkanku belajar, begitu pula sebaliknya. Rela membuka kembali buku soal saat ia bertanya padahal posisi sudah hampir tak sadarkan diri di kasur. Tapi begitulah yang namanya perjuangan siswa SMA tingkat akhir. Benar-benar sesuatu yang membuatku tersenyum kala mengenang tapi enggan untuk mengulang.

Tanpa dinyana, ternyata tanggal kelulusannya adalah 28 Oktober, esok hari. Perencanaan mulai kubuat. Galau. Antara keinginan dan kewajiban. Antara datang ke wisuda teman atau kuliah-presentasi dan menunaikan kewajiban. Setelah berhitung A B C dan seterusnya *sejak kapan A B C berhitung wkwk*, dengan berat hati, akhirnya kuputuskan untuk tidak datang karena ada beban akademik dan organisasi di sini. Baru saja aku membulatkan tekad, tiba-tiba pengumuman beruntun datang.
"Teman-teman kelas A kosong ya"
"Kelas B juga kosong ya"
"Kelas C juga"
Jadilah di antara 4 mata kuliah yang kujalani hari itu, 3 diantaranya kosong. Akan tetapi, sangat disayangkan karena satu mata kuliah yang lain adalah mata kuliah yang kuulang dan jadwal saat itu adalah presentasi. Jadwal kuliah pukul 10.00-11.00. Antara ingin membolos dan takut. Takut kalau bolos maka tidak mendapat nilai presentasi padahal sudah diniatkan untuk mengulang. Selain itu, aku juga sama sekali tidak tahu menahu mengenai Semarang dan aku belum berani untuk pergi ke sana sendirian. Akhirnya kubulatkan tekad untuk tidak datang dan kurencanakan untuk mengirimkan bingkisan kelulusan saja untuknya.

Yogyakarta, 28 Oktober 2016

Pagi ini aku kembali memikirkan. Ke Semarang? Tidak? Ke Semarang? Tidak?
Akhirnya kuputuskan untuk membuka WA dan bertanya bagaimana kalau aku menemuinya setelah dzuhur. Dalam artian aku berangkat setelah kelasku selesai. Beberapa saat kemudian dia menjawab ketidakbisaannya. Baiklah. Mungkin ditakdirkan untuk tidak datang. Batinku.

Scroll...Scroll...

Sebuah chat dari teman SMAku yang lain. Masuk tadi malam. Kubuka chatnya. Kaget. Ternyata ada temanku yang menanyakan apakah aku jadi ke Semarang. Nyesek? Ya iyalah. Dari kemarin mencari teman tidak ada, ternyata ada yang justru menanyakan via WA. Pukul 08.00 lewat. Kalau diperhitungkan, bila berangkat sekarang pun, akan sampai setelah dzuhur. Terlalu terlambat. Akhirnya aku bertanya sekaligus berdiskusi dengan temanku itu, apakah akan jadi ke Semarang atau tidak. Beberapa menit berlalu dan tercapai kesepakatan..JADI!

Selau, selalu saja perjalananku direncanakan mendadak untuk kesekian kalinya wkwk.
Kami akhirnya bersepakat untuk berangkat setelah dzuhur, sekitar jam 2. Menimbang karena setelah dzuhur Widy masih ada acara, jadi prediksi kami, setelah maghrib baru luang kembali.
Aku akhirnya bergegas membeli apa yang ingin aku beri segera setelah kelas berakhir. 1,5 jam kuhabiskan untuk memutuskan mana yang kubeli setelah bertanya ke sana ke mari karena aku kurang berpengalaman memberikan sesuatu yang menggunakan ukuran. Fiks terbeli, langsung saja aku kembali ke kontrakan karena ada tugas yang harus kuselesaikan sebelum kutinggal.
Waktu terus berjalan. Sholat dzuhur dan asar sudah dijamak. Persiapan sudah. Tinggal menyelesaikan tugas. Jam 2 siang sudah kian dekat. Akhirnya aku meminta perpanjangan waktu ke temanku agar aku bisa menyelesaikan tugasku sebelum berangkat. Targetku 2.30 selesai. Yup, target reached!
2.30 aku bergegas pergi ke terminal Jombor untuk kemudian berangkat ke tempat tujuan, Semarang. Kota yang sama sekali belum pernah aku kunjungi dan akan aku kunjungi untuk pertama kalinya. Demi teman seperjuangan di SMA! *yah walaupun terlambat datang wkwk*

Setelah menitipkan motor di penitipan terminal dengan tarif 2000 per hari *sangat murah bila dibandingkan penitipan motor di stasiun yang mencapai empat kalinya*, bis Ramayana sudah menunggu untuk kemudian mengantarkan penumpang-penumpangnya ke kota tujuan. Aku dan temanku sengaja duduk terpisah. Aku lebih senang menghabiskan perjalananku untuk merenung. Atau bila memang teman seperjalanan dekat denganku, kuhabiskan dengan bercerita dan bertukar pikiran. Bila tidak terlalu dekat, aku lebih memilih untuk duduk terpisah dengannya, merenung, berpikir, membaca, atau melakukan hal lain dan mengobrol singkat dengan orang asing yang duduk di sebelahku.
Jalan menuju ke Semarang cukup membuatku mendapat pengalaman perjalanan baru. Jalannya naik-turun-naik-turun, berbukit-bukit dengan pinggiran kanan kiri seringkali berupa jurang. Aku menikmatinya. Aku selalu menikmati setiap jengkal perjalananku karena aku tau, kesempatan yang diberikan oleh-Nya saat ini bisa jadi tidak kudapatkan lagi di lain hari. Aku pun mencoba meluruskan niatku. Akan sangat disayangkan bila waktu kurang lebih empat jam perjalanan dan beberapa jam ke depan di Semarang yang aku habiskan terbuang sia-sia dan tak bernilai hanya karena niat yang kurang tepat. Kuniatkan perjalananku kali ini untuk bersilaturahim. Entah akan menjadi seperti apa nanti, aku hanya bisa mencoba meluruskan niatku. Pada akhirnya yang bisa menilai niat seorang hamba hanyalah Dia.

Dan bis terus melaju hingga matahari mulai menyusup dan gelap mulai menutup. Langit perlahan-lahan mulai tersaput rona jingga. Dan aku masih dengan perjalananku :)