Minggu, 02 November 2014

1 23 59, Inilah Awal Bulanku

Mungkin kalian mencoba menerka angka apa yang ada di bagian teratas artikel ini. Sebuah sandi mungkin? Atau suatu misteri alam yang tidak terpecahkan oleh ilmuwan-ilmuwan terjenius sekalipun? Kalau kalian berpikir begitu mungkin kalian adalah orang yang terlalu berpikir kritis dan memikirkan segala sesuatunya secara mendalam. Itu bukanlah sandi ataupun kode rahasia agen intelejen tertentu. Angka-angka itu memang bukan angka sembarangan, tetapi cobalah perhatikan dengan seksama, angka 1 menunjukkan tanggal, 23 menunjukkan jam, dan 59 menunjukkan menit. 1 23:59. Sederhana kan? :) Menurutku tidak semua yang ada di dunia ini harus dipikirkan dengan sangat, ada beberapa hal yang mungkin akan menjadi lebih baik jika kita hanya menganggapnya selingan belaka.
Lalu apa istimewanya tanggal dan jam tersebut?
Mungkin bagi kalian, waktu itu tidak istimewa. Akan tetapi, bagi kami, tanggal itu menentukan segalanya. Seharian kami -lebih tepatnya aku- akan berkutat di depan laptop dan mengetik tanpa henti. Benar-benar hari yang melelahkan sekaligus menentukan. Ya benar, tanggal itu sangat menentukan apakah kami akan mendapatkan biaya hidup kami sebulan kelak dan bagaimana kelanjutan kehidupan kami beberapa bulan kedepan. Bagaimana bisa? Jelas bisa. Tanggal dan jam dimana kami harus sudah mengupload tugas bulanan asrama kami. Bagi orang deadliner sepertiku, mengupload tugas tepat waktu bisa dibilang bukan perkara yang dapat dikatakan mudah. Akan tetapi, sekarang, esok, dan selanjutnya, aku selalu berusaha memperbaiki diriku dan terus mencoba tepat waktu dalam mengumpulkan segala tugas asrama. Sebenarnya orientasiku bukanlah uang bulanannya. Memang aku butuh uang, tetapi ibaratnya, tanpa uang itu pun aku masih dapat hidup. Aku masih menerima uang dari orang tuaku yang masih dapat mencukupi kebutuhanku sebulan ke depan. Akan tetapi, bukan uang itu yang aku pikirkan. Aku berpikir bagaimana nasibku kelak jika aku tidak bersungguh-sungguh mengerjakan segala sesuatu di asrama ini.  Aku sadar, asrama ini adalah impianku sejak dulu. Ya, sejak aku duduk di bangku SMA, asrama ini selalu ada dalam setiap harap dan doaku. Sekarang, setelah aku berhasil bergabung di dalamnya, akankah aku begitu saja seperti melepasnya tanpa berusaha mempertahankannya? Tentu tidak bukan.
Ini adalah mimpiku, dan aku akan mempertahankannya. Doakan aku kawan. Doakan aku agar aku dapat bertahan di tengah segala hal yang terjadi dalam hidupku. Semoga aku dapat bertahan dan banyak memetik hikmah dari asrama ini 2 tahun ke depan. Bismillah :)

Hal-hal yang Membatalkan Syahadat

Syahadat merupakan gerbang awal seseorang masuk ke dalam agama yang rahmatan lil ‘alamin, Islam. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Kalimat yang begitu mudah diucapkan. Semua orang pasti bisa bila hanya mengucapkannya. Akan tetapi bukan pengucapan saja yang diperlukan. Dibutuhkan komitmen yang kuat untuk melaksanakannya. Syahadat bukan sekadar diucapkan, tetapi diyakini dalam hati dan diterapkan dalam perbuatan. Begitu dalam makna yang terkandung dalam kalimat yang terangkai sederhana tersebut. Akan tetapi, ada satu hal yang harus kita tahu. Setelah kita mengucapkan syahadat dan tidak berkomitmen untuk melaksanakan syahadat tersebut akan ada saat dimana syahadat yang kita ucapkan itu dianggap batal.
Syirik, ilhad, dan nifaq. Tiga hal yang dapat membatalkan syahadat.  Saat dimana ibadah yang kita lakukan bukan hanya untuk Allah semata, itulah saat dimana kita disbut syirik. Baik disengaja maupun tidak, hal itu tetap disebut syirik. Syirik akan terjadi ketika kita berlebihan dalam menyukai sesuatu sampai-sampai mengkultuskannya. Dan kecintaan berlebihan ini sudah dapat kita lihat dalam masyarakat kita sendiri. Ada golongan yang begitu cintanya pada Nabi SAW hingga seolah-olah Nabi adalah Tuhan baginya. Astaghfirullah. Padahal Nabi adalah sama seperti kita, makhluk-Nya. Kecintaan yang sampai mengkultuskan Nabi ini tentulah menyebabkan kedzaliman yang besar dan mencabik persatuan umat Islam. Cahaya fitrah yang ada pada dirinya padam dan amal-amalnya dihapuskan. Sungguh merugi orang yang berlaku syirik kepada Allah. Bagaimana bisa kita umat Islam yang telah bersaksi dengan membaca syahadat mengingkari ucapannya akibat perbuatan syirik. Apakah kita hendak mengingkari ucapan kita sendiri kepada Allah?
Ilhad. Ilhad sendiri dapat berupa meragukan keberadaan Allah serta berbuat dzalim. Ilhad berbeda dengan kafir. Orang yang kafir sama sekali ingkar kepada Allah, sedangkan orang yang ilhad mengingkari sifatnya. Ketika kita telah bersyahadat tentulah tidak mungkin kita mengingkari sifat-sifatnya. Ketika kita beriman kepada Allah, kita akan mengimani sifat-sifatnya juga.
Hal ketiga yang membatalkan adalah nifaq/munafik. Hanya beriman di mulut saja, hatinya tidak. Dan hal ini bukanlah hal yang jarang di masyarakat. Ada orang yang malas ketika solat dan tidak ada satupun orang yang melihat. Akan tetapi ia menjadi rajin solat saat berada di hadapan banyak orang, seolah-olah ingin menunjukkan, inilah aku, sang ahli ibadah. Dan mereka tidaklah menyebut nama Allah melainkan sedikit sekali. Serta mereka enggan menafkahkan harta mereka. Padahal syahadat ibarat kita telah berbaiat kepada Allah. Apakah pantas orang yang telah berbaiat kepada Allah tapi setengah-setengah melakukan ibadah kepada-Nya? Enggan untuk menafkahkan harta di jalan-Nya?
Sebagai orang yang mengaku ber-Islam, marilah berintrospeksi.Sudahkah syahadat kita baik? Atau malah syahadat kita sudah batal dan tidak diterima oleh Allah? Marilah kita bersyahadat kembali, dengan sadar dan sepenuh hati. Niatkan bahwa setelah ini, kita akan lebih berhati-hati lagi dalam bertindak dan berfikir. Niatkan bahwa setelah syahadat ini, kita benar-benar akan memberikan segala yang ada pada diri kita untuk Allah dan menghamba kepada-Nya semata.

Kajian Islam Pekanan 13 Oktober 2014 bersama Mba Rizkia Nurinayanti