Minggu, 02 November 2014

Hal-hal yang Membatalkan Syahadat

Syahadat merupakan gerbang awal seseorang masuk ke dalam agama yang rahmatan lil ‘alamin, Islam. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Kalimat yang begitu mudah diucapkan. Semua orang pasti bisa bila hanya mengucapkannya. Akan tetapi bukan pengucapan saja yang diperlukan. Dibutuhkan komitmen yang kuat untuk melaksanakannya. Syahadat bukan sekadar diucapkan, tetapi diyakini dalam hati dan diterapkan dalam perbuatan. Begitu dalam makna yang terkandung dalam kalimat yang terangkai sederhana tersebut. Akan tetapi, ada satu hal yang harus kita tahu. Setelah kita mengucapkan syahadat dan tidak berkomitmen untuk melaksanakan syahadat tersebut akan ada saat dimana syahadat yang kita ucapkan itu dianggap batal.
Syirik, ilhad, dan nifaq. Tiga hal yang dapat membatalkan syahadat.  Saat dimana ibadah yang kita lakukan bukan hanya untuk Allah semata, itulah saat dimana kita disbut syirik. Baik disengaja maupun tidak, hal itu tetap disebut syirik. Syirik akan terjadi ketika kita berlebihan dalam menyukai sesuatu sampai-sampai mengkultuskannya. Dan kecintaan berlebihan ini sudah dapat kita lihat dalam masyarakat kita sendiri. Ada golongan yang begitu cintanya pada Nabi SAW hingga seolah-olah Nabi adalah Tuhan baginya. Astaghfirullah. Padahal Nabi adalah sama seperti kita, makhluk-Nya. Kecintaan yang sampai mengkultuskan Nabi ini tentulah menyebabkan kedzaliman yang besar dan mencabik persatuan umat Islam. Cahaya fitrah yang ada pada dirinya padam dan amal-amalnya dihapuskan. Sungguh merugi orang yang berlaku syirik kepada Allah. Bagaimana bisa kita umat Islam yang telah bersaksi dengan membaca syahadat mengingkari ucapannya akibat perbuatan syirik. Apakah kita hendak mengingkari ucapan kita sendiri kepada Allah?
Ilhad. Ilhad sendiri dapat berupa meragukan keberadaan Allah serta berbuat dzalim. Ilhad berbeda dengan kafir. Orang yang kafir sama sekali ingkar kepada Allah, sedangkan orang yang ilhad mengingkari sifatnya. Ketika kita telah bersyahadat tentulah tidak mungkin kita mengingkari sifat-sifatnya. Ketika kita beriman kepada Allah, kita akan mengimani sifat-sifatnya juga.
Hal ketiga yang membatalkan adalah nifaq/munafik. Hanya beriman di mulut saja, hatinya tidak. Dan hal ini bukanlah hal yang jarang di masyarakat. Ada orang yang malas ketika solat dan tidak ada satupun orang yang melihat. Akan tetapi ia menjadi rajin solat saat berada di hadapan banyak orang, seolah-olah ingin menunjukkan, inilah aku, sang ahli ibadah. Dan mereka tidaklah menyebut nama Allah melainkan sedikit sekali. Serta mereka enggan menafkahkan harta mereka. Padahal syahadat ibarat kita telah berbaiat kepada Allah. Apakah pantas orang yang telah berbaiat kepada Allah tapi setengah-setengah melakukan ibadah kepada-Nya? Enggan untuk menafkahkan harta di jalan-Nya?
Sebagai orang yang mengaku ber-Islam, marilah berintrospeksi.Sudahkah syahadat kita baik? Atau malah syahadat kita sudah batal dan tidak diterima oleh Allah? Marilah kita bersyahadat kembali, dengan sadar dan sepenuh hati. Niatkan bahwa setelah ini, kita akan lebih berhati-hati lagi dalam bertindak dan berfikir. Niatkan bahwa setelah syahadat ini, kita benar-benar akan memberikan segala yang ada pada diri kita untuk Allah dan menghamba kepada-Nya semata.

Kajian Islam Pekanan 13 Oktober 2014 bersama Mba Rizkia Nurinayanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar