Manisnya iman. Mungkin dalam hati kita bertanya,
bagaimanakah yang disebut dengan manisnya iman. Manisnya iman akan membuat kita
merasakan nikmat dalam ketaatan dan nikmat dalam menanggung beban. Sangat berat
bukan? Bagaimana bisa menanggung beban dirasa nikmat?
Namun
ternyata, jawaban dari semua itu hanyalah satu, cinta. Ketika mencintai
sesuatu, kita akan menjalankannya dengan ikhlas. Rasa cinta kepada Allah dan
Rasul-Nya lah yang perlu kita tumbuhkan bila kita ingin merasakan manisnya
iman. Cinta akan menghasilkan sikap ridho. Inilah yang akan melahirkan
kenikmatan dalam ketaatan dan kenikmatan dalam menanggung beban. Ketika kita merasakan nikmatnya ketaatan,
maka kita akan merasakan nikmatnya beribadah kepada-Nya. Ketika kita merasakan
nikmatnya menanggung beban, maka kita akan merasakan nikmat dalam menanggung
amanah yang diberikan pada kita. Seberapapun amanah yang diembah oleh kita akan
kita selesaikan dengan sebaik-baiknya. Namun, bila kita masih merasa berat
untuk beribadah dan lelah menerima segala macam amanah, maka mungkin kita belum
termasuk orang-orang yang dapat merasakan manisnya iman. Bisa jadi kita belum
termasuk orang-orang yang mencintai Allah dan rasul-Nya dengan sepenuh hati.
Memang bukan hal yang mudah untuk menumbuhkan rasa cinta itu. Rasa dimana jalan
dakwah yang susah menjadi indah. Rasa dimana kecintaan pada Allah lebih ia
sukai daripada dunia. Akan tetapi, bukan hal yang mustahil untuk menumbuhkan
rasa cinta itu. Yang harus kita lakukan adalah menjaga kualitas iman kita. Kita
harus cepat sadar ketika keimanan dalam diri kita menurun. Segera perbaiki
amalan dan niatan kita untuk Allah. Tetaplah jaga rasa cinta kita kepada Allah
dan Rasul-Nya. Karena dengan itulah ketaatan pada-Nya dan menanggung beban akan
terasa nikmat. Karena dengan cinta itulah manisnya iman akan terasa nyata.
Kajian Islam Pekanan
Yogyakarta, 12 November 2014