Sabtu, 05 Juli 2014

Hati VS Pikiran

Apa sih yang akan kamu lakukan saat orang yang kamu kagumi mengajakmu berjabat tangan? Langsung menyambut tangannya? Atau malah sekalian minta tanda tangan?

Mungkin itu reaksi yang spontan saat orang bertemu dengan seseorang yang ia kagumi. Ya, itu juga yang aku rasakan. Apalagi ketika orang itu dengan ramahnya mengulurkan tangan untuk bersalaman. Ingin rasanya menyambut tangan itu. Itu kata hatiku.
Tapi...ketika orang yang kita kagumi adalah lawan jenis kita, bukan mahram, dan ia mengajak bersalaman, akankah kita menyambut tangan itu? Dilematis memang. Mungkin bagi sebagian orang iya, tapi ada juga sebagian orang yang berkata tidak. Aku termasuk yang berkata tidak. Kecewa kah ketika tidak dapat berjabat tangan dengan orang yang kamu kagumi? Jawabku: "IYA, sangat". Itu kata hatiku. Ya jelas saja kecewa. Bayangkan saja, orang yang kamu kagumi ada di hadapanmu, bahkan mengajakmu berjabat tangan, tapi kamu menolaknya, malah menangkupkan kedua tanganmu. Berat melakukannya. Tapi ketika aku berpikir, tidak menjabat tangannya adalah hal yang terbaik. Aku pernah mendengar: "Lebih baik" ditusuk dengan besi panas daripada bersentuhan dengan yang bukan mahramnya. Aku jadi berpikir ulang, apakah sebegitu berat hukuman bagi yang bersentuhan/bersalaman dengan yang bukan mahramnya? Bahkan disitu dikatakan "lebih baik" ditusuk besi panas? Aku membayangkan ditusuk besi panas saja sudah sakitnya minta ampun, padahal itu dianggap lebih baik daripada bersentuhan dengan yang bukan mahramnya. Entah, aku tidak bisa membayangkan separah apakah hukum jika bersentuhan dengan yang bukan mahram.

Sebenarnya di satu sisi aku kecewa saat aku tak bisa bersalaman dengan orang yang aku kagumi, tetapi aku juga tidak akan sanggup ketika menerima hukuman yang lebih berat dari ditusuk besi panas "hanya" karena bersalaman dengan orang yang aku kagumi tetapi bukan mahramku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar